BARIS BERBARIS DALAM PRAMUKA
Wita Safitri_A1D118077_R3/SEMESTER 6_Mata Kuliah Kepramukaan_Pendidikan Guru Sekolah Dasar_Universitas Jambi
Pengertian PBB (Peraturan Baris
Berbaris)
Baris
berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Peraturan
Baris-Berbaris (PBB) menurut Dimas Rahmat PSAP (2010: 87) adalah suatu wujud fisik yang diperlukan
untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang
diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
Sedangkan menurut Samingan, dkk (2000: 29), Peraturan Baris Berbaris ialah peraturan untuk mengatur sekelompok orang dalam suatu barisan untuk melakukan gerakan bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan di tempat maupun gerakan berjalan. Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris Berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.
Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tanggap dan tagkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. Dan yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
ABA
– ABA
Aba – aba adalah Suatu
perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan
secara serentak atau berturut-turut.
Berikut ini macam -macam dari aba-aba :
1)
Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari
aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2)
Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
3)
Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan
yang di pakai :
1)
Gerak
Untuk
gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh
lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
2)
Jalan
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan :
Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului
dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
3)
Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
Gerakan Dasar
1.
Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
Pelaksanaan :
·
Badan / tubuh
berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60
·
Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
·
Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik
ke belakang dan tidak di naikan.
·
Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari
tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha
·
Ibu jari segaris dengan jahitan celana
·
Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat,
mata lurus ke depan, bernafas wajar.
2.
Istirahat Ditempat
Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :
·
Kaki kiri di
pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
·
Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang,
punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan
dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu
jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
·
Dapat bergerak.
3.
Lencang Kanan/Kiri
Hanya dalam bentuk bersaf.
Aba-aba. : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
Pelaksanaan :
·
Mengangkat tangan
kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri.
·
Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
·
Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri,
kecuali penjuru kana / kiri.
·
Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada
orang di sebelah kanan / kiri-nya.
· Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
·
Bila bersaf tiga,
saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula
memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
·
Penjuru saf tengah
dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
·
Pada aba-aba : ”
Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka
kembali ke depan.
4.
Setengah Lengan Lencang Kanan/Kiri
Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
Pelaksanaan :
·
Seperti pelaksanaan
lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang )
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
·
Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang
dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
·
Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba
lencang kanan.
5.
Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
Pelaksanaan :
·
Penjuru tetap sikap
sempurna.
·
Nomor dua dan
seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
·
Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan
menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
·
Pada aba-aba ”Tegak
Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
6.
Hadap Kanan /Kiri
Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK
Pelaksanaan :
·
Kaki kanan / kiri
melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung
kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
·
Tumit kaki kanan /
kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
·
Kaki kanan / kiri di
rapatkan kembali seperti sikap sempurna
7. Serong Kanan/Kiri
Aba-aba. : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
Pelaksanaan :
·
Kaki kanan / kiri di
ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
·
Berputar arah 45° ke kanan / kiri.
·
Kaki kanan / kiri di
rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
8.
Balik Kanan
Aba-aba. : ” Balik kanan - GERAK Pelaksanaan :
·
Kaki kiri di ajukan
melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
·
Tumit kaki kanan
beserta badan di putar ke kanan 180°.
·
Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
9.
Berhitung
Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
Pelaksanaan :
·
Jika bersaf,penjuru
tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
·
Pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
·
Jika berbanjar,
semua dalam keadaan sikap sempurna.
·
Pada aba-aba
pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
·
Penyebutan nomor di
ucapkan penuh.
·
Perubahan Arah
10.
Buka/Tutup Barisan
a. Buka Barisan
Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
Pelaksanaan :
NB :
Banjar kanan dan kiri, masing-masing membuat satu langkah ke samping( kanan :
samping kanan, kiri : samping kiri, sedangkan Banjar tengah tetap.
b. Tutup Barisan
Aba-aba : " tutup barisan - JALAN."
Pelaksanaan :
Banjar kanan / kiri kembali ke posisi semula
11.
Bubar
Aba-aba : ” Bubar Barisan - JALAN ”
Pelaksanaan :
·
Memalingkan muka ke
arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM)
·
Setelah di balas,
kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati,
mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan
kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
12.
Berkumpul
a. Berkumpul bersaf
Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
Pelaksanan :
·
Pembina menunjuk
seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
·
Anggota lainnya
berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang
kanan ).
·
Penjuru melihat ke
kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
·
Pada isyarat ini
semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
b. Berkumpul Berbanjar
Aba- aba : ” Berbanjar kumpul- MULAI ”
Pelaksanaan :
·
Pembina menunjuk
seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
·
Anggota lainya
berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
·
Anggota yang paling
belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ”
Lurus ”.
· Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
13.
Meninggalkan Barisan
a.
Bila pembina
memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
·
Terlebih dahulu
anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
·
Perintah di berikan
bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna
·
Yang menerima
perintah harus mengulangi perintah tersebut
b.
Bila anggota yang
akan minta izin
·
Mengambil sikap
sempurna dahulu
·
Mengangkat tangan
kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
·
Menyampaikan maksudnya.
·
Setelah mendapat
izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
14.
Maju Jalan
Dari sikap sempurna
Aba-aba. : ” Maju- Jalan ”
Pelakasanaan :
·
Kaki kiri di ayun ke
depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm
kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya
berjalan dengan langkah biasa.
·
Langkah pertama di
lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90ᵒlengan kiri 30ᵒ.
·
Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di
lenggangkan ke depan 45ᵒ dan ke belakang 30ᵒ.
·
Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
15.
Langkah Biasa
Aba-aba : langkah biasa - JALAN
Pelaksanaan :
·
Pada waktu berjalan
kepala dan badan seperti sikap sempurna.
·
Waktu mengayunkan
kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
·
Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
·
Langkah kaki seperti
jalan biasa.
·
Pertama tumit di
letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
·
Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
·
Jari-jari tangan
menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas
16.
Langkah Tegap
Dari sikap sempurna
Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju- JALAN ”
Pelaksanaan :
·
Mulai berjalan
dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara
kaki di hentakan terus menerus.
·
Telapak kaki rapat /
sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
·
Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di
buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
·
Lenggang tangan ke
depan 900, ke belakang 300
Dari Langkah Biasa
Aba-aba. : ” Langkah Tegap -JALAN ”
Pelaksanaan :
§ Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah
satu langkah
§ Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan
bersamaan dengan hentakan kaki.
17.
Langkah Perlahan
Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara.
Aba-aba. : ” Langkah perlahan maju- JALAN ”
Pelaksanaan :
·
Kaki kiri di
langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan
di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di
lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
·
Tapak kaki pada saat
melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
Berhenti dari langkah
perlahan
Aba-aba : ” Henti - GERAK
Pelaksanaan :
·
Diberikan pada waktu
kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
· Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.
Semoga Bermanfaat
Comments
Post a Comment